Monday, February 16, 2015

Kisah Sedih di Idul Fitri...


Ini mungkin bukan Lebaran yang baik, namun entahlah, tidak baik pula rasanya saya berkeluh kesah tentang lebaran kali ini, Baik atau buruk, menyenagkan atau tidak, Allah sudah mengatur sedemikian rupa. Lebaran (Idul Fitri) tetaplah membahagiakan. Setidaknya hingga saat ini. 

Lebaran saya mulai dari perjalan ke Kamboja, tugas kantor namanya, "abidin" dalam bahasa saya sehari hari, Abidin disini bukan nama orang, namun Atas Biaya Dinas. Saya ke Kamboja dalam rangka tugas kantor. 

Sebelum berangkat ke Kamboja pada diniharinya, siang hari sebelumnya saya masih sempat menjadi mengantarkan Pak Ali Mukartono, SH (Koordinator Penuntutan Kejaksaan Agung RI) dalam diskusi dengan anggota DPRD terkait pasal 29A PP 21/2007. 

Namun bukan itu yang melelahkan saya, akan tetapi banyaknya barang barang yang harus saya bawa (tepatnya) saya kirimkan ke kampung. Baju lebaran anak, Baju pesanan isteri, dan tentu saja banyak "paragaik" lainnya. 



Nini, Sulit rasanya mengungkapkan perasaan kalau sudah suasananya seperti ini. Bercampur aduk dan entah seperti apa, sungguh bukan hal
yang mudah untuk diterjemahkan menjadi tulisan, bahkan dilisankan-pun rasanya tidak akan sanggup terucap. Akan tetapi dicoba jugalah meski beberapa kalimat, semoga bermanfaat hendaknya.

 ini tepat sembilan tahun yang lalu kita bersepakat dalam kedamaian untuk saling berbagi waktu, hari dan hati dalam ikatan pernikahan. 

Nini yang baik, sembilan tahun sudah semua kita jalani bersama, dan selama itu pula semua sudah kita hadapi berdua. Patutlah kiranya kita mensyukuri semua kebaikan yang telah diberikanNya kepada kita, sepantasnya pulalah kita hari ini berdoa bersama mensyukuri apa yang diberikan dan kita nikmati.

Sembilan tahun bukan waktu yang singkat Ni, seperti BBM ucapan selamat yang Uda terima tadi pagi, "Sebuah pencapaian" itu kata pengirim BBM itu, ditengah sulitnya menyatukan hati, pikiran dalam kebersamaan bernama Rumah Tangga.

Dulu sekali, beberapa hari setelah kita bertukar cincin saja, kita sudah berselisih dan "melagakkan" ego kita masing masing, bahkan pada bulan bulan pertama kita menikah-pun hal yang sama juga kita lakukan. Kita bahkan hampir menyerah, namun kesadaran demi kesadaran muncul, terbangun kuat dan kokoh, hingga membuat kita tetap bersama sampai hari ini. Sebuah pencapaian memang, pencapaian bahwa  pikiran dan kesadaan bahwa ego tidak selamanya harus dipupuk, ia boleh dimiliki, namun bukan dipertontonkan.

Nini, maafkan Uda untuk semua kesalahan, maafkan uda untuk semua kekhilafan, seperti yang pernah juga uda tuliskan, mari berjalan bergandengan bukan beriringan, karena kita bukan atasan dan bawahan, bukan Bos dan Anak buah. Sejatinya kita berjalan bersisian membagi langkah kaki dan lenggan tangan menuju hari tua dan masa datang.

Sekali lagi Selamat Ulang Tahun Pernikahan Kita, Terima kasih sudah mau bersabar mendampingi, semoga kita dilindungiNya selama waktu dan masa, serta berpahala hendaknya...


Salam Sayang
Uda



Boby Lukman